Medan,Moltoday.com-Kalangan DPRD Medan minta Wali Kota Medan mengevaluasi kinerja Kadisbud, karena tidak memperlihatkan upayanya mendukung kepemimpinan Dzulmi Eldin di tahun terakhir masa jabatannya.
“Cari orang yang faham tentang kebudayaan, sekaligus mau bekerja keras,” ujar H. Hendra DS (F-Hanura) dan H. Ilhamsyah (F-Golkar), kepada wartawan kemarin saat dikonfirmasi terkait kinerja Disbud Medan.
Keduanya menyesalkan, Kadisbud dan Kabid Kesenian Disbud Medan tidak berupaya menyajikan kegiatan kesenian dengan lebih berkualitas, tidak sekedar penampilan kesenian yang bersifat hiburan, karena Disbud mempunyai fungsi pembinaan terhadap kesenian.
Padahal, jika Disbud berupaya maksimal, maka akan menjadi nilai lebih di akhir masa jabatan Dzulmi Eldin sebagai Wali Kota.
Menurut Hendra DS, semestinya semua OPD Pemko Medan berupaya semaksimal mungkin menghasilkan kerja-kerja yang lebih berkualitas, sebagai wujud dukungan terhadap kepemimpinan Dzulmi Eldin di tahun terakhir masa jabatannya sebagai Walikota Medan.
Dengan demikian, diharapkan Dzulmi Eldin memiliki nilai lebih dari publik.
Namun yang dilakukan Kadisbud, khususnya Bidang Kesenian, dinilai bertolak belakang. “Tidak terlihat keseriusan Disbud menghasilkan kinerja berkualitas.
Contohnya, Festival Multietnis yang menghabiskan anggaran lebih setengah miliar itu, tak lebih hanya sebuah acara hiburan saja,” ujar Hendra.
Ditegaskannya, Disbud mempunyai fungsi pembinaan terhadap kesenian dan kebudayaan. Dengan demikian, pagelaran seni yang dilakukan Disbud semestinya bukan penampilan seni sebagai hiburan.
Melainkan berupaya menggali dan menampilkan nilai-nilai luhur yang dikandung dari sebuah karya seni, dan bisa menjadi panutan masyarakat di dalam kehidupan. Artinya, “Pagelaran seni yang disajikan Disbud mesti lebih bermutu dibanding pagelaran seni yang dilakukan OPD lainnya,” katanya.
Hal senada juga dikemukakan H. Ilhamsyah. Menurut Ilhamsyah, pembentukan Majelis Kesenian Medan (MKM) dan Dewan Kesenian Medan (DKM) oleh Walikota Medan melalui Perwal No. 10/Tahun 2015, merupakan tekad Walikota agar kegiatan pembangunan kesenian yang dikelola Disbud bisa lebih berkualitas.
Kenyataannya, kata Ilhamsyah, Kadisbud dan Bidang Kesenian tidak memanfaatkan keberadaan MKM dan DKM sebagaimana mestinya.
Dampaknya, “Kualitas kegiatan kesenian yang diselenggarakan Disbud hanya menampilkan aspek hiburan semata, tidak menawarkan nilai-nilai luhur yang yang dimiliki karya seni. Padahal, anggaran untuk pagelaran kesenian itu relatif besar,” ujar Ilhamsyah.(A-1Red)
Dengan demikian, diharapkan Dzulmi Eldin memiliki nilai lebih dari publik.
Namun yang dilakukan Kadisbud, khususnya Bidang Kesenian, dinilai bertolak belakang. “Tidak terlihat keseriusan Disbud menghasilkan kinerja berkualitas.
Contohnya, Festival Multietnis yang menghabiskan anggaran lebih setengah miliar itu, tak lebih hanya sebuah acara hiburan saja,” ujar Hendra.
Ditegaskannya, Disbud mempunyai fungsi pembinaan terhadap kesenian dan kebudayaan. Dengan demikian, pagelaran seni yang dilakukan Disbud semestinya bukan penampilan seni sebagai hiburan.
Melainkan berupaya menggali dan menampilkan nilai-nilai luhur yang dikandung dari sebuah karya seni, dan bisa menjadi panutan masyarakat di dalam kehidupan. Artinya, “Pagelaran seni yang disajikan Disbud mesti lebih bermutu dibanding pagelaran seni yang dilakukan OPD lainnya,” katanya.
Hal senada juga dikemukakan H. Ilhamsyah. Menurut Ilhamsyah, pembentukan Majelis Kesenian Medan (MKM) dan Dewan Kesenian Medan (DKM) oleh Walikota Medan melalui Perwal No. 10/Tahun 2015, merupakan tekad Walikota agar kegiatan pembangunan kesenian yang dikelola Disbud bisa lebih berkualitas.
Kenyataannya, kata Ilhamsyah, Kadisbud dan Bidang Kesenian tidak memanfaatkan keberadaan MKM dan DKM sebagaimana mestinya.
Dampaknya, “Kualitas kegiatan kesenian yang diselenggarakan Disbud hanya menampilkan aspek hiburan semata, tidak menawarkan nilai-nilai luhur yang yang dimiliki karya seni. Padahal, anggaran untuk pagelaran kesenian itu relatif besar,” ujar Ilhamsyah.(A-1Red)