![]() |
FOTO: IST/MOLTODAY.COM DENGAR PENDAPAT: Suasana FGD UU EBT dibahas serius oleh para pembicara di Kampus Undip. |
Editor : VDV/Redaksi
SEMARANG,MOLTODAY.COM ~ Universitas Diponegoro merupakan salah satu lima universitas terbaik di Indonesia, diharapkan bisa berperan aktif dalam lahirnya UU Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Undip sebelumnya juga sudah terlibat dalam pembahasan RUU EBT untuk kedua kalinya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR RI dan FGD 1 di Karawaci, Tangerang beberapa waktu lalu.
Demikian kesimpulan yang terangkum dalam FGD ke-2 Undip di gedung ICT Kampus Tembalang, kemarin. Hadir dalam FGD Wakil Ketua DPR RI Dr Ir Agus Hermanto MM dan Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian DPR RI Dr Inosentius Samsul SH MHum. serta Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama.
Pada FGD yang ke-2 ini Undip diberi kehormatan untuk menjadi tuan rumah dengan mengundang para penggiat Energi Baru dan Terbarukan dengan harapan untuk bisa menyempurnakan draf RUU EBT.
Agus menyampaikan, pentingnya energi terbarukan untuk mengurangi impor minyak mengingat ketersediaan fosil yang menipis, di samping dampak terhadap lingkungan akibat eksplorasi fosil. “Saat ini Indonesia menduduki rangking dua sebagai penghasil geothermal di dunia, di bawah Amerika," jelasnya.
Prof Yos menambahkan, untuk mengembangkan geothermal di Ungaran, Undip memiliki pakar dan tenaga ahli yang siap mensupport baik pada aspek ilmu kebumian,sosial,ekonomi maupun hukum.
"Berdasarkan pertimbangan di atas memang perlu dibuat RUU Energi Baru dan Terbarukan. Sebagai bahan informasi Energi Baru," pungkasnya.
Demikian kesimpulan yang terangkum dalam FGD ke-2 Undip di gedung ICT Kampus Tembalang, kemarin. Hadir dalam FGD Wakil Ketua DPR RI Dr Ir Agus Hermanto MM dan Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian DPR RI Dr Inosentius Samsul SH MHum. serta Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama.
Pada FGD yang ke-2 ini Undip diberi kehormatan untuk menjadi tuan rumah dengan mengundang para penggiat Energi Baru dan Terbarukan dengan harapan untuk bisa menyempurnakan draf RUU EBT.
Agus menyampaikan, pentingnya energi terbarukan untuk mengurangi impor minyak mengingat ketersediaan fosil yang menipis, di samping dampak terhadap lingkungan akibat eksplorasi fosil. “Saat ini Indonesia menduduki rangking dua sebagai penghasil geothermal di dunia, di bawah Amerika," jelasnya.
Prof Yos menambahkan, untuk mengembangkan geothermal di Ungaran, Undip memiliki pakar dan tenaga ahli yang siap mensupport baik pada aspek ilmu kebumian,sosial,ekonomi maupun hukum.
"Berdasarkan pertimbangan di atas memang perlu dibuat RUU Energi Baru dan Terbarukan. Sebagai bahan informasi Energi Baru," pungkasnya.