Jhon Al Norotow: Gubernur Lukas Enembe Keluar Jalur Resmi Negara

author photo

Saat KKSB membantai tiga orang warga sipil termasuk anak kecil dan menembaki pesawat sipil di Kenyam, Nduga pada bulan Juni lalu. Ketika KKSB memperkosa dan menganiaya para guru dan tenaga kesehatan di Mapenduma pada bulan Oktober, dan terakhir KKSB dari kelompok yang sama membantai secara sadis 25 orang karyawan PT. Istaka Karya di Yigi Nduga, Gubernur LE tidak berkomentar apa-apa. Giliran TNI bergerak LE  langsung menuding TNI membatai warga. Aidi menyayangkan.

Bayangkan ya, TNI - Polri melakukan tindakan kemanusiaan untuk mengevakuasi korban pembantaian yang dilakukan secara sadis oleh KKSB, dan dalam proses evakuasipun TNI-Polri diserang oleh KKSB hingga mengakibatkan jatuh korban gugur dan beberapa orang luka-luka dari pihak TNI-Polri, malah sekarang TNI - Polri yang dituduh melakukan tindakan kejahatan, sementara kelompok separatis pemberontak yang nyata-nyata telah melakukan pembantaian secara sengaja dan terncana serta dalam kondisi sadar penuh, bahkan dilakukan secara bersukaria, menari-nari dan menyanyi-nyanyi, kok seolah-olah oleh Gubernur mereka tidak melakukan kesalahan apa-apa? Aidi menyesalkan

TNI  berkomitmen akan mencari dan menangkap mereka para KKSB hidup atau mati. Dan kalau ada yang mereka atas namakan Rakyat tetapi ikut melakukan penyerangan dengan melempar batu, melontarkan panah dan tombak ataupun menggunakan senjata tradisional lainnya, ya jelas mereka juga adalah bagian dari kelompok separatis pemberontak. Aidi Menegaskan.

Termasuk siapapun yang berusaha membantu dan melindungi kelompok separatis walaupun hanya dengan satu kalimat di media sosial, mereka juga adalah bagian dari KKSB tersebut. Tegas Aidi.

Otentikasi: Kapendam XVII/Cederawasi
Kolonel Inf Muhammad Aidi

Berita Terkait

Komentar Anda