![]() |
Aksi spontanitas massa pendemo dengan gelaran spanduk tuntutan kepada Bawaslu |
TARUTUNG - Buntut ketidak transparan pihak Bawaslu Sumut dan Panwaslih Tapanuli Utara pada penanganan sengketa dugaan pelanggaran Pilkada Taput 2018, hari ini Senin (15/7/2018) diperkirakan ribuan massa pendemo relawan salah satu Paslon banjiri kantor Panwaslih Taput.
Aktifitas Kantor yang berada di Jalan Raja Johannes No 5 Hutagalung Harean Tarutung tepatnya jalan lintas Sumatera lumpuh akibat lautan massa yang semakin meluap dari beberapa kecamatan.
Tuntutan massa terlihat spanduk bertuliskan desakan agar Bawaslu RI mendiskualifikasi paslon Nomor Urut 1 Nikson Sarlandy dan spanduk lain berukuran kecil turut menyuarakan agar komisioner KPU dan Panwaslih dicopot dari jabatan dan dipenjarakan serta spanduk yang sama menyuarakan supaya Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Taput Asnah Roslely Sinaga dipidanakan yang dituding sebagai biang kerok terbitnya Suket bodong dan KTP ganda.
Dalam orasinya teriakan massa pendemo meminta ketegasan pihak Bawaslu RI dan KPU RI bersikap obyektif tanpa mengenal intervensi."Kami tidak terima putusan yang tidak berkeadilan. Penanganan perkara Pilkada jangan sarat intervensi pejabat senayan. Tolong putusan gelar perkara diumumkan tanpa rekayasa", teriak massa.
Sekira pukul 12.20 WIB siang hari, suasana makin seru, pasalnya tiga komisioner Panwaslih dihadiahi peti jenazah bersimbolkan salib sebagai simbol matinya penegakan hukum perkara pelanggaran Pilkada Taput.Massa pendemo saat itu menangis dengan teriakan matinya penegakan hukum di negeri ini."Dimana keadilan penyidikan perkara ini ketua Panwaslih. Hukum telah mati saat ini kami rasakan", seru salah satu massa di depan kantor tersebut.
Pengamanan ratusan personil dari Kepolisian RI sudah disiagakan terdiri dari Dalmas bantuan Poldasu, Polres Taput, Humbahas dan Tobasa.
Mencoba menguhubungi Kapolres Tapanuli Utara AKBP Horas Marasi Silaen ke nomor telepon selulernya belum ada jawaban.
sumber : Orbitdigital.com
Dalam orasinya teriakan massa pendemo meminta ketegasan pihak Bawaslu RI dan KPU RI bersikap obyektif tanpa mengenal intervensi."Kami tidak terima putusan yang tidak berkeadilan. Penanganan perkara Pilkada jangan sarat intervensi pejabat senayan. Tolong putusan gelar perkara diumumkan tanpa rekayasa", teriak massa.
Sekira pukul 12.20 WIB siang hari, suasana makin seru, pasalnya tiga komisioner Panwaslih dihadiahi peti jenazah bersimbolkan salib sebagai simbol matinya penegakan hukum perkara pelanggaran Pilkada Taput.Massa pendemo saat itu menangis dengan teriakan matinya penegakan hukum di negeri ini."Dimana keadilan penyidikan perkara ini ketua Panwaslih. Hukum telah mati saat ini kami rasakan", seru salah satu massa di depan kantor tersebut.
Pengamanan ratusan personil dari Kepolisian RI sudah disiagakan terdiri dari Dalmas bantuan Poldasu, Polres Taput, Humbahas dan Tobasa.
Mencoba menguhubungi Kapolres Tapanuli Utara AKBP Horas Marasi Silaen ke nomor telepon selulernya belum ada jawaban.
sumber : Orbitdigital.com